Nunun Tak Tampak Seperti Penderita Demensia
JAKARTA, KOMPAS.com — Nunun Nurbaeti, tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan, mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama pemeriksaan. Bahkan, dia mampu menjelaskan secara detail soal hal yang ditanyakan penyidik. "Begitu diperiksa KPK, beliau bisa berikan keterangan, cukup detail dan tidak menggambarkan yang bersangkutan sedang mengalami penyakit demensia," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Selasa (3/1/2012).
Selama ini pihak keluarga mengklaim Nunun menderita amnesia yang mengarah ke demensia. Terdapat gangguan pada memori otak Nunun sehingga istri mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Purn) Adang Daradjatun itu sulit mengingat kejadian-kejadian yang lalu.
Namun, selama tiga kali diperiksa di KPK, Nunun mampu mengingat cukup baik dan bisa menjawab semua pertanyaan penyidik. Pada pemeriksaan terakhir, 27 Desember, wanita itu menjawab 24 pertanyaan yang diajukan penyidik.
Namun, selama tiga kali diperiksa di KPK, Nunun mampu mengingat cukup baik dan bisa menjawab semua pertanyaan penyidik. Pada pemeriksaan terakhir, 27 Desember, wanita itu menjawab 24 pertanyaan yang diajukan penyidik.
Kuasa hukum Nunun, Mulya Harja, mengungkapkan, pada pemeriksaan saat itu kliennya menceritakan kepada penyidik soal keterlibatan Miranda Goeltom, mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004. Menurut penuturan Mulya, Nunun mengaku diminta Miranda untuk memperkenalkan dia dengan anggota DPR 1999-2004 dalam rangka memuluskan pemilihan Miranda sebagai DGS BI 2004.
Semua keterangan Nunun yang disampaikan kepada penyidik KPK tersebut, kata Johan, akan dicek kebenarannya. KPK terus melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi terkait. "Kita kroscek kembali, didukung alat bukti yang lain. Kita masih terus lakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi," ungkapnya. Adapun Nunun ditetapkan sebagai tersangka karena diduga memberikan suap berupa sejumlah cek perjalanan ke anggota DPR 1999-2004 untuk meloloskan Miranda Goeltom sebagai DGS BI 2004. Sejumlah anggota DPR yang terbukti menerima cek perjalanan divonis dan sebagian di antaranya selesai menjalani masa hukuman mereka.
Namun, pemodal di balik pemberian cek tersebut belum terungkap. Nunun diyakini sebagai saksi kunci yang mengetahui siapa dalang di balik pemberian cek perjalanan tersebut. Ketua KPK Abraham Samad pernah mengatakan, pihaknya mulai melihat titik terang dalam mengungkap auktor intelektualis suap cek perjalanan itu setelah beberapa kali memeriksa Nunun.
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2012/01/03/13421596/Nunun.Tak.Tampak.Seperti.Penderita.Demensia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar